cerita dari aspira

Jumat, 28 Mei 2010

hanya sandiwara

bagai lilin pemberi cahaya dalam kegelapan,,
bagai setitik embun pemberi kesejukan,,
bagai semilir hembusan yang memberi kehidupan,,
itulah yang 'ku rasa dalam sebuah alur sandiwara,,
sandiwara yang telah terpentaskan dalam dunia nyata,,

saat mentari dikala senja,,
terlintas asa yang tak pernah mendua,,
penuh dilemma ketika cinta,,
penuh kesangsian ketika dendam,,

sebuah peran telah dimainkan,,
sempurna tanpa cacat terlakon jelas,,
dalam tubuh insan manusia,,
menyeruak keluar seakan nyata,,

diperankan seakan sesungguhnya,,
kadang menangis ketika sedih,,
kadang tertawa ketika bahagia,,
kadang termenung ketika gundah,,
kadang diam ketika sunyi,,

cepat,, cepat berlalu,,
sebuah alur telah berlalu,,
namun tetap teringat layaknya sebuah memori lama,,
tetap tersiar dalam alam khayal,,

ini bukan kebohongan,,
ini juga bukan tipu muslihat,,
dan ini juga bukan rekayasa,,
ini nyata,,

semua telah mendapat lakon masing-masing,,
bermain peran dalam kehidupan sendiri,,
berkisah, berkilah, beradegan dalam bahasa diri,,
bukan hanya sekedar fantasi,,

namun,,
ini hanya sebuah kisah,,
hanya sebuah peran,,
hanya sebuah adegan,,
hanya sebuah sandiwara,,
yang terlukis dari gerak likuk dan bahasa seorang insan manusia,,

ini hanya sandiwara yang nyata,,

1 komentar:

Anonim mengatakan...

bagus2.