cerita dari aspira

Minggu, 27 Maret 2016

opini : Jangan Nilai Aku Dari Social Media

Masih suka bingung sama tipikal manusia yang hanya bisa menilai seseorang dari lembar foto atau pesan singkat di layanan perpesanan online; apa mereka punya kemahiran secara terdefinisi untuk menganalisa tiap foto dan pesan tertulis? Sampai-sampai menilai orang lain dengan sangat mudah. 

Ini semacam fenomena empiris yang terjadi di dunia maya; satu sama lain sibuk menilai hanya dari lembar foto dan teks pesan, padahal belum tentu ekspetasi penilaian yang diberikan masuk dalam tahap pembenaran. 

Mereka bilang A namun hanya berlandaskan opini pribadi, lalu mereka bilang B dan masih berdasar opini kelompok namun tidak berusaha mencari bukti yang valid sebagai pembenaran dari opini tersebut. 

Sama halnya dengan manusia era digital saat ini yang cepat sekali "tersengat" oleh berita-berita yang keabsahannya masih dipertanyakan namun cepat terserap dalam memori jangka pendek dan alhasil tombol "share" begitu cepat ditekan tanpa membaca sampai habis berita dan menelisik fakta dibalik berita tersebut. 

Luar biasanya, platform sosial media sebagai media informasi yang baru ini telah sukses secara subtantif mengubah lanskap konsumsi dari kita manusia era digital dalam hal mencari dan mendapatkan informasi.

Dan akhirnya kalimat Homo Homini Lupus seakan benar-benar terdefinisi; dimana manusia telah menjadi serigala bagi sesamanya manusia. 

Tidak ada komentar: